Pasaman Barat | Mikanews, – Tradisi menjelang Buya Lubuak Landua merupakan icon religi tahunan masyarakat Aua Kuniang, yang mewarisi semangat dan komitmen untuk mempertahankan tradisi setempat.
Kegiatan ini merupakan sebuah cerminan dari kecintaan dan kebanggaan masyarakat Lubuk Landur terhadap identitas budaya dan agama mereka.
Tradisi manjalang Buya Lubuak Landua tahun ini diselenggarakan oleh seluruh masyarakat Aua Kuniang dilaksanakan pada hari ini Selasa, (08/04/2025).
Perayaan tersebut digelar tepat hari Rayo 6 di surau Buya Lubuak Landua (buya labay nasir) yang di hadiri oleh 16 orang (niniak mamak) pemangku adat dan perangkatnya, anggota DPRD Pasbar serta tokoh masyarakat maupun pihak pemerintahan nagari termasuk Pemerintahan Kabupaten.
Seperti perayaan tahun ini, terlihat Bupati Pasbar, H.Yulianto, kehadirannya di wakili oleh dihadiri oleh Asisten satu, sedangkan dari anggota DPRD Pasaman Barat, hadir Yulhendri dt Putih, yang juga sekaligus ketua KAN Nagari Aua Kuniang.
Tradisi Manjalang Buya Lubuak Landua ini telah menjadi agenda juga menjadi icon religi tahunan masyarakat Aua Kuniang, di hari ke 6 dengan bajalan babuah batih malenggang babuah tangan.
Di tengah acara terlihat masyarakat menyerahkan 16 nasi kuning dan singgang ayam sebagai seserahan untuk di makan bersama di dalam surau Buya Lubuak Landua.
Bupati Pasaman Barat dalam sambutanya yang disampaikan oleh Asisten 1, Bakti mengatakan, kegiatan ini sudah berlansung satu abat lamanya.
“ini lah yang membuktikan adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah, dengan harapan dapat menjadi tempat menyambung silaturrahmi yang lebih erat.
Menurutnya, perayaan Ini juga memiliki potensi untuk menjadi daya tarik pariwisata yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sumber penghasilan bagi komunitas setempat.
Tradisi ini salah satu contoh budaya yang unik dan bernilai tinggi bukan saja di Pasbar tapi di Indonesia.
“Manjalang Buya Lubuak Landua memperlihatkan bagaimana warisan masa lalu masih terus dipertahankan dan berperan penting dalam membentuk masa depan,” ujar Bakti.
Disampaikannya, disamping menarik minat Wisatawan datang untuk merasakan dan memahami tradisi ini, juga dapat memiliki wawasan tentang sejarah dan budaya yang kaya di daerah Lubuak Landua.
“Tentu ini akan memberikan peluang bagi masyarakat setempat dalam usaha memperkenalkan daerahnya kepada wisatawan dan tamu – tamu yang hadir, sekaligus sebagai upaya meningkatkan taraf hidup kesejahteraan masyarakat melalui kekayaan tradisional yang ada,”ungkap Bakti.
Bakti juga menyampaikan permohonan maaf dari Bupati kepada masyarakat Aua Kuniang, karena ada kegiatan lainnya hingga beliau tidak dapat hadir, duduk bersama masyarakatbdu acara ini.
Sementara saat media online Mikanews menghubungi langsung Buya Labay Nusir untuk dimintai tanggapannya terkait perayaan tradisi manjalang Buya Lubuak Landua ini, Buya memaparkan;
Tradisi ini adalah bentuk penghormatan kepada Syekh Lubuk Landur dan nilai-nilai yang telah disebarkan dan diajarkan beliau kepada masyarakat.
Buya berharap, melalui tradisi ini akan memberikan manfaat bagi generasi muda, terutama dengan melibatkan mereka dalam program-program keagamaan sebagai bagian dari tradisi turun temurun ini.
Buya menambahkan, dengan meneruskan tradisi ini, masyarakat akan menghormati para leluhur mereka dan memastikan bahwa nilai-nilai yang telah diwariskan tetap hidup.
“Tradisi Manjalang Buya Lubuk Landur ini menjadi contoh nyata bagaimana agama dan budaya dapat bersatu dalam suatu kehidupan yang berdasarkan pada moral agama melalui perayaan tradisi yang mendalam,”terang Buya.
Dikatakannya, meski bukan suatu kewajiban dalam agama, tetapi pelestarian tradisi seperti Manjalang Buya Lubuk Landur ini sudah merupakan sebuah tradisi dalam mengukir akar kebudayaan dengan berpedoman pada agama.
“Sebab Tradisi ini merupakan bagian penting dari warisan budaya yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang, agar generasi muda kita tidak tergilas dengan perkembangan jaman yang lebih dekat kepada ke duniawian. intinya, pelestarian tradisi ini membantu menjaga akar-akar keagamaan dan budaya masyarakat tidak lepas dari moral agama,”terangnya.
Buya Labay Nusir berharap, semoga kegiatan ini dapat dilestarikan dari generasi ke generasi hingga generasi muda Lubuak Landua, dapat mencintai nilai tradisi dan budaya, terutama dalam memperdalam ilmu agama yang sudah mendarah daging di masyarakat Aua Kuniang kabupaten Pasaman Barat.
(Akhirudin)






