Simpang Empat | Mikanews : Model tata kelola manajemen Sawit berkelanjutan berbasis kearifan lokal, menjadi pembahasan utama bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ganesha (STIE GANESHA) Jakarta melalui lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (LPPM).
Hal tersebut terungkap saat STIE GANESHA mengadakan sarasehan model tata kelola manajemen sawit berkelanjutan berbasis kearifan lokal dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kabupaten Pasaman Barat pada hari Selasa,(12-08-2025) di hotel Guchi Simpang Empat Pasbar.
Sarasehan tersebut juga dihadiri oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat, Afrizal, Kepala Bidang Koperasi Dinas koperindag UKM Pasaman Barat, David dan perwakilan LKAAM Pasaman Barat diwakili oleh, Afdal S. serta perwakilan dari beberapa koperasi dan kelompok tani yang ada di Pasaman Barat.
Menurut lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (LPPM) STIE Ganesha, melalui Moderatornya, Halim Tjiwidjaja,SE.ST.MM. menyebutkan, kegiatan ini mereka laksanakan bertujuan untuk menilai tata cara pengelolaan dan manajemen tentang perkebunan Sawit berkelanjutan di Pasaman Barat.
Sementara Kabid UKM Pasbar, David mengatakan, koperasi sebagai salah satu Badan Usaha yang berbadan hukum dan beranggotakan perseorangan yang berlandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi yakni azas kekeluargaan, yang bertujuan membangun kegotong royongan, juga sekaligus untuk meningkatkan kegiatan ekonomi serta menfasilitasi Membantu Konflik di koperasi.
Selain itu juga dikatakannya, dapat mempercepat pertumbuhan Ekonomi melalui koperasi pada berbagai bidang kebijakan dukungan melalui simulasi dengan memberikan penghargaan, juga modal infrastruktur yang di butuhkan oleh koperasi seperti kegiatan peningkatan dalam perkebunan sawit yang saat ini sedang dibahas.
Demikian juga yang disampaikan oleh salah seorang Ketua koperasi yang ada di Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman,Ipen Dt Rajo Amaik.
Dt.Rajo Amaik menyampaikan, saat ini masyarakat menaruh perhatian serius khususnya tentang Perbedaan Harga Tandan Buah sawit (TBS) pada kelompok koperasi dan Harga TBS swadaya masyarakat atau Lokal yang sangat jauh, bahkann mencapai Rp 600 ujarnya.*Mika.
(IPR)






