Pasbar | Mikanews : Antrean BBM terjadi di SPBU Batang Haluan Simpang Empat hingga memakan badan jalan dan mengakibatkan menggangu arus lalu lintas karena terjadi kemacetan.
Kondisi ini akan lebih parah lagi bila terlihat antrian di dominasi oleh kenderaan roda dua yang berulang kali keluar masuk SPBU untuk mengisi BBM dan kenderaan roda empat atau lebih yang antri panjang menunggu distribusi BBM Solar karena keterlambatan yang tidak diketahui penyebabnya.
Penyebab keterlambatan distribusi BBM tersebut, tidak pernah di sampaikan ke masyarakat apa penyebabnya.
Apakah ada kemacetan keterlambatan pasokan dari depo ke SPBU, atau hambatan tehnis di jalur transportasi, atau kelangkaan stock, hingga hal tersebut dapat memicu antrian panjang,atau karena masyarakat ramai-ramai mencari pasokan yang ada untuk penimbunan.
Hal tersebut bukan saja menimbulkan keluhan dan kemacetan lalu lintas di sekitar SPBU, tetapi juga dapat menimbulkan keresahan akibat kemacetan total di jalan raya, karena adanya sejumlah kenderaan menggunakan badan jalan akibat pengaturan keluar masuk SPBU tidak optimal.
Kemacetan ini terus terjadi dan berulang di daerah Pasaman Barat, khususnya di SPBU Barang Haluan Simpang Empat (14.263.542.24-JAM), jalan lintas Simpang Empat -Padang.
Pantauan Mikanews, Kamis (25/09/2025) hal itu bukan saja pemilik kenderaan yang ingin mengisi bahan bakar mengeluhkan antrian ini, tetapi masyarakat pengguna jalan pun menggerutu karena akibat antrian tersebut.
Sebab jalan raya yang mereka lalui mengalami kemacetan total, hingga menghambat perjalanannya masyarakat dalam memenuhi rutinitasnya.
“Saya sangat kesal, karena sepulang kerja ingin cepat sampai di rumah untuk istirahat jadi tertunda, hal ini dikarenakan jalur sudah penuh antrean, bahkan mau balik untuk ambil jalan alternatif pun sudah tidak bisa, sebab bahu jalan juga sudah terisi oleh kenderaan yang mengantri BBM, “keluh Rahim, pada Kamis (25/09/2025) di lokasi.
Demikian juga Anto menyampaikan keluhan yang sama, bahkan ia menuding pihak SPBU Batang Haluan Simpang Empat, harus bertanggung jawab atas kemacetan ini, sebab pengaturan layanan antrean keluar masuk pengisian BBM tidak menentu sehingga kenderasn meluber ke badan jalan.
“Seharusnya, pihak pertamina / SPBU memberikan solusi agar macet berkepanjangan ini tidak berlarut-larut, dan melakukan kerja sama dengan polantas,” kesalnya.
Dikatakannya, apakah antrian yang menimbulkan kegelisahan dan kekesalan masyarakat ini karena adanya berbagai faktor, seperti adanya kendala distribusi akibat penutupan atau kemacetan jalur, atau penambahan kuota yang tidak sesuai dengan kebutuhan, atau adanya praktik penimbunan.
Praktek BBM semakin menimbulkan keresahan di Pasaman Barat tersebut, merupakan fenomena kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin hari semakin parah.
Fenomena tersebut khususnya terjadi di SPBU Batang Toman (14.263.542.24-JAM).
Dengan kelangkaan BBM tersebut, masyarakat menjadi resah dan dirugikan.
Beberapa orang warga dan sopir truk saat mengantri, berkesempatan berbincang – bincang dengan Mikanews yang saat bersamaan juga mengantri BBM.
Mereka menyampaikan keluh kesahnya akibat kelangkaan BBM tersebut, hingga membuat biaya perjalan mereka jadi bertambah dan waktu yang di gunakan di perjalanan juga semakin lama.
Demikian juga warga lain yang mengantri sambil menggerutu dan mengatakan, Pertamina ini perusahaan yang dibiayai oleh rakyat tapi tidak diperuntukkan untuk rakyat.
Yang anehnya lagi menurut mereka yakni, kelangkaan BBM tersebut khususnya Solat, di saat berlangsungnya Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) celotehnya.
“Patut diduga kelangkaan BBM khususnya Solat tersebut, sangat erat kaitannya dengan kegiatan penambangan emas tanpa izin /tambang liar yg diduga kuat dibekingi oleh aparat,” komentar Aminuddin.
Amin menambahkan, dengan kondisi ini, tidak ada salahnya kalau hal tersebut kita minta kepada presiden Prabowo melalui Kapolri dan Mentri pertambangan serta pihak energi CQ Dirut Pertamina untuk menindak tegas oknum nakal yang terlibat dengan kegiatan tersebut.
Dikatakannta, hal ini sangat kontradiktif dengan apa yang di wacanakan oleh kabinet merah putih terutama Mentri keuangan Purbaya dalam upaya meningkatkan ekonomi Indonesia diangka 8%.
Jangan sampai wacana itu hanya omong kosong saja, bagaimana target akan tercapai kalau kebutuhan dasar BBM bagi pengusaha transportasi kecil menengah sulit didapat.
Dengan kelangkaan BBM tersebut otomatis akan berimbas pada harga-harga barang lainnya hingga akan dapat membuat inflasi berkepanjangan.
Antrean BBM di SPBU Simpang empat semakin menjadi dan mengular panjang terjadi kelangkaan pada Kamis (25/09/2025).
Seharusnya pihak-pihak terkait khususnys Pemerintah Daerah melakukan upaya percepatan distribusi dari depo lain dalam menormalisasikan pasokan dari Pertamina.
Semua pihak terkait, seharusnya menggali apa penyebab terjadinya Antrean Panjang.
Apakah Jalur utama distribusi BBM dari Terminal BBM ke daerah mengalami keterlambatan atau hambatan lainnya hingga pengiriman terkendala dan membuat antrian panjang yang mengakibatkan kemacetan di sepanjang jalan Simpang Empat – Padang.
Atau karena perjalanan truk tangki terhambat oleh kemacetan parah di sekitar Pelabuhan hingga menimbulkan Keterlambatan Pengiriman ke daerah.
Seharusnya dugaan Kombinasi dari faktor-faktor keterlambatan distribusi di atas yang menyebabkan keterlambatan pengiriman BBM ke SPBU ke daerah,hingga memicu antrean panjang sampai ke jalan raya, sudah dapat di pelajari dan diantisipasi.
Untuk itu perlu adanya upaya penanganan dan solusi Pengalihan Pasokan
Misalnya, Pertamina mengalihkan pasokan BBM dari depo lain seperti Padang untuk mempercepat penyaluran ke Pasbar, umpamanya dengan percepatan distribusi atau
Pertamina menambah mobil tangki untuk memfokuskan upaya percepatan pengiriman hingga menormalkan pasokan di BBM ke daerah.
Pemerintah Daerah, Bupati Pasbar dan instansi terkait atau lembaga lainnya harus instan melakukan koordinasi dengan Pertamina untuk mengatasi masalah kemacetan ini, hingga distribusi BBM ke masyarakat tepat sasaran.
Demikian juga pihak berwenang, harus memberikan edukasi agar masyarakat tidak panik dan melakukan pembelian secara berlebihan (panic buying), serta mengimbau untuk membeli BBM sesuai kebutuhan.*Mika.
(Red)






