spot_img
spot_img
BerandaOPINIKepalsuan Yang Mengepung dan Menyergap Hidup dan Kehidupan Kita di Indonesia

Kepalsuan Yang Mengepung dan Menyergap Hidup dan Kehidupan Kita di Indonesia

Banten | Mikanews : Kepalsuan yang mengepung dan menyergap hidup dan kehidupan kita di Indonesia, merupakan dari salah satu Fenomena adanya ijazah palsu yang telah menjadi kegandrungan banyak orang di Indonesia.

Hal ini jelas tidak hanya menandai kualitas intelektual yang rendah, tetapi juga menandai hasrat untuk tampil berkesan wah, sebagai bagian dari birahi penciptaan melalui kepalsuan.

Akibatnya untuk tampil otentik apa adanya semakin sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pujian palsu pun jadi semakin merebak menumpuk menjadi sikap munafik.

Sehingga untuk bersikap “asal bapak senang” semakin menebar dalam semua sektor kehidupan.

Terutama dalam bidang politik yang lebih dominan untuk menjadikan gaya dan penampilan yang lebih utama dari pada identitas diri yang sesungguhnya.

Karena itu, tampilan gaya hidup yang lebih terkesan gemerlap dan wah, menjadi kegandrungan yang semakin menenggelamkan identitas diri yang sesungguhnya.

Celakanya, kegandrungan terhadap kebakaran ini menghinggapi kalangan akademisi, hingga tokoh masyarakat yang semakin marak dan gemar memasang sejumlah gelar serta titel entah dari mana saja, karena dianggap tidak terlalu penting ketimbang kesan yang bisa diperoleh dengan serba kepalsuan itu.

Selera kampungan serupa itu seperti perkembangan peradaban lama sebelum hingga awal Indonesia merdeka dahulu adanya kegemaran banyak orang, tidak lelaki maupun perempuan, memakai perhiasan imitasi sekedar untuk berkata dan berpenampilan wah seakan tidak berasal dari keluarga yang miskin.

Pilihan sikap seperti ini jelas menunjukkan rasa percaya diri yang kurang, kharismanya harus di dongkrak agar merasa layak bercampur gaul, terutama dalam acara atau upacara yang akan bertemu dengan orang banyak.

Bahkan gigi palsu pun yang dianggap perlu untuk dipasang menjadi prioritas yang tidak kalah penting agar menjadi perhatian dalam penampilan yang palsu itu juga.

Walhasil, mulai dari ijazah palsu, gigi palsu, duit palsu dan cinta palsu apa lagi janji palsu untuk menghiasi kepalsuan terus diproduksi, entah oleh siapa.

Karena memang yang lebih diutamakan adalah penampilan -yang sesungguhnya palsu itu.

Persis seperti janji palsu yang telah banyak membuat kekecewaan yang semakin liar, karena bisa membuat kita yang terkena pun menjadi terlena dan kecewa.

Tampaknya, begitulah kepalsuan yang mengepung dan menyergap hidup dan kehidupan kita di Indonesia.

Hingga bisa mengancam hilangnya identitas kepribadian yang otentik sebagai bangsa yang memiliki warisan tradisi dan budaya yang luhur dari para leluhur, yang sesungguhnya patut dan pantas menjadi kebanggan kita yang ugahari.*Mika.

(Red)

Banten, 30 Agustus 2025
Oleh : Jacob Ereste

Google News

- Advertisement -spot_img
Related News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini