spot_img
spot_img
BerandaNASIONALMeningkatkan Daya Saing Lewat Olimpiade Matematika

Meningkatkan Daya Saing Lewat Olimpiade Matematika

Jakarta | Mikanews : Meningkatkan daya saing lewat Olimpiade Matematika, merupakan strategi baru untuk Siswa dan Guru SMA.

Sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan matematika di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), mahasiswa Magister Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), menyelenggarakan kegiatan Webinar Strategi Peningkatan Kapabilitas Siswa dan Guru SMA Melalui Pembinaan Olimpiade Matematika yang di laksanakan melalui platform Zoom Meeting Webinar, pada hari Sabtu dan Minggu, 19 & 20 April 2025.

Pembinaan olimpiade tersebut yang dilakukan secara daring melalui platform Zoom Meeting Webinar ini, adalah merupakan bagian dari bentuk pengabdian mahasiswa dalam bidang pendidikan.

Khususnya dalam memberikan penguatan akademik kepada siswa serta dukungan profesional kepada para guru dalam membina potensi peserta didik di bidang matematika, terutama pada ranah kompetisi Olimpiade Sains Nasional (OSN).

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber kompeten yang membawakan materi dari cabang-cabang utama olimpiade matematika:

Geometri, Sofihara Al Hazmy, M.Si.
Aljabar, Rifqy Sayidi Raspati, S.Mat.
Teori Bilangan, Rivani Adistia Dewi, S.Mat.

Setiap pemateri menyampaikan pendekatan praktis dalam memahami konsep-konsep esensial dan menyelesaikan soal-soal olimpiade yang menantang.

Tips, Strategi, dan Semangat Kompetisi dari Narasumber dalam sesi materinya, Sofihara Al Hazmy, M.Si. menekankan, visualisasi adalah kunci dalam menyelesaikan soal-soal geometri yang kompleks.

Ia mendorong peserta untuk berlatih menggambar ulang soal dan memperhatikan simetri atau pola tersembunyi.

“Geometri bukan hanya soal rumus, tapi juga soal membangun imajinasi visual dan ketelitian. Gambar itu bisa ‘berbicara’ jika diamati dengan saksama,” ujarnya.

Rifqy Sayidi Raspati, S,Mat. membagikan strategi penting dalam mengerjakan soal aljabar, seperti mengenali pola umum dan menerapkan faktorisasi secara efisien.

“Aljabar adalah permainan pola. Kunci keberhasilannya adalah mengenali struktur dalam ekspresi matematika. Jangan buru-buru mengalikan, cari dulu pola yang bisa difaktorkan,” ungkap Rifqy.

Sementara itu, Rivani Adistia Dewi,S.Mat. memberikan pendekatan menyenangkan untuk belajar teori bilangan, yakni dengan bermain menggunakan angka-angka kecil untuk memahami konsep modulo, faktor, dan bilangan prima.

“Banyak yang takut dengan teori bilangan karena terlihat asing. Padahal, kalau kita mulai dari angka kecil dan sederhana, kita bisa temukan pola yang menarik. Jangan takut mencoba dari dasar,” tuturnya.

Respon Positif Peserta dan Guru, pada kegiatan yang diikuti oleh berbagai sekolah di seluruh Indonesia, baik siswa kelas X hingga XII maupun guru pendamping, terlihat dari antusiasme para peserta yang tinggi, terutama saat sesi diskusi dan tanya-jawab berlangsung.

Seorang siswa dari SMA Negeri di Bandung menuliskan dalam kolom komentar,

“Saya jadi lebih percaya diri untuk ikut seleksi olimpiade karena pembahasan di webinar ini sangat jelas dan mendalam.”

Para guru pun merasa kegiatan ini sangat membantu, seperti yang di sampaikan salah seorang Guru.

“Webinar ini menjadi referensi baru dalam membimbing siswa olimpiade. Kami jadi tahu pendekatan yang lebih strategis dan menyenangkan,” ujar seorang guru dari Purwakarta.

Kontribusi Mahasiswa Pascasarjana dan Harapan ke Depan.

Ketua pelaksana kegiatan menyampaikan bahwa webinar ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.

Dengan dukungan dosen Magister Pendidikan Matematika UPI, kegiatan ini diharapkan bisa menjadi awal dari pembinaan berkelanjutan.

“Kami menyadari bahwa pembinaan olimpiade matematika membutuhkan sinergi antara siswa, guru, dan tenaga ahli. Melalui kegiatan ini, kami ingin membuka jalan bagi sistem pembinaan yang lebih merata dan berkualitas,” harapnya.

Pendidikan matematika, lanjutnya, bukan hanya tentang angka dan rumus, melainkan tentang membentuk karakter berpikir logis, kritis, dan sistematis.

“Olimpiade bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi sarana membangun daya juang, ketekunan, dan kecintaan pada ilmu pengetahuan. Inilah yang kami harap bisa tumbuh dari kegiatan ini,” pungkasnya.

Dengan semangat kolaboratif antara mahasiswa pascasarjana, dosen, siswa, dan guru, kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat berperan langsung dalam mendorong peningkatan kualitas SDM Indonesia.

Harapannya, kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara konsisten dan menjangkau lebih banyak daerah, sehingga lebih banyak talenta muda Indonesia bisa berkembang melalui jalur olimpiade dan pendidikan sains.*Mika.

(RI-1/Red)

Google News

- Advertisement -spot_img
Related News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini