Pasaman Barat, MikaNews : Umat Islam meyakini bahwa malam Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al-Qur’an dan penuh keberkahan.
Lailatulqadar atau Lailat Al-Qadar (bahasa Arab: لَيْلَةِ الْقَدْرِ, malam ketetapan), adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al-Qur’an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surah Al-Qadar, surat ke-97 dalam Al Qur’an.
Malam Lailatul Qadar terkadang bisa dilihat dan di rasakan.
Seorang muslim tidak perlu memaksakan diri mencari-cari tanda-tanda malam lailatul qadar atau melihatnya.
Pada malam itu, malaikat turun ke bumi untuk membawa keberkahan dan mengabulkan doa-doa hamba yang bersungguh-sungguh dalam ibadah.
Hendaknya fokus pada 10 malam terakhir untuk beribadah.
Hikmah di rahasiakan kapan malam tersebut agar terlihat siapa dari mereka yang memang bersungguh-sungguh mencari keutamaan malam lailatul qadar.
Namun sebagian orang bisa merasakan dan melihat malam lailatul qadar.
Tanda-tandanya malam lailatul qadar di antaranya:
Udara terasa sejuk, tenang dan cerah.
Dari Ibnu Abbas radhiallahu‘anhuma, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“malam lailatul qadar adalah, malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan” (HR. At-Thayalisy 349, Ibnu Khuzaimah III/231, Bazzar I/486, dihasankan oleh syaikh Ali Hasan Al-Halabi).
Matahari pada pagi harinya jernih dan tidak ada sinar yang menyilaukan.
Dari Ubay radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“pagi hari malam lailatul qadar, matahari terbit tidak ada sinar menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi” (HR. Muslim no. 762).
Ada rasa ketenangan dan kelezatan dalam beribadah karena para malaikat Jibril ‘alaihissalam malaikat turun pada malam tersebut.
Allah Ta’ala berfirman,
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (QS. Al Qadar: 4).
Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan,
“Banyak malaikat yang akan turun pada Lailatul Qadar karena banyaknya berkah pada malam tersebut.
Karena sekali lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan rahmat.
Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Al-Qur’an, mereka akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir (majelis ilmu).
Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena malaikat sangat mengagungkan mereka.
Adapun “ar-ruh” ada pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah malaikat Jibril” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim 8/444, Darul Thayyibah, 1420 H, Syamilah).
Malam lailatul qadar terkadang bisa dilihat dan di rasakan.
Pertanyaan berikut diajukan kepada syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah,
“apakah lailatul qadar bisa dilihat oleh mata manusia? Karena sebagian orang mengatakan jika mampu manusia melihat lailatul qadar maka ia akan melihat cahaya di langit.
Bagaimana Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat melihatnya?
Bagaimana seseorang bisa tahu bahwa ia melihat malam lailatul qadar?
Apakah ia tetap mendapat pahala jika pada malam itu ia tidak melihatnya?
“Kami memohon penjelasan bersama dalilnya”.
Beliau menjawab, “malam lailatul qadar bisa dilihat dengan mata bagi mereka yang mendapat taufik dari Allah Subhanahu, dengan melihat tanda-tandanya.
Para sahabat radhiallahu ‘anhum melihat dengan tanda-tandanya.
Akan tetapi tidak melihatnya tidak menjadi penghalang mendapatkan pahala bagi mereka yang beribadah karena beriman dan mengharap pahala.
Hendaknya seorang muslim bersungguh-sungguh mencarinya pada 10 malam terakhir Ramadhan.
Sebagaimana Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para sahabatnya radhiallahu ‘anhum, untuk mencari pahalanya.
Jika bertepatan dengan malam lailatul qadar ketika ia beribadah maka ia mendapat pahalanya walaupun ia tidak mengetahuinya.
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengerjakan qiyamullail pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ’alaihi)
(Majmu’ fatawa bin Baz).
Ramadan kini sudah memasuki sepuluh malam terakhir.
Pada bulan Ramadan yang hanya tersisa beberapa hari ini, orang-orang biasanya berlomba-lomba melaksanakan ibadah terbaik demi mendapatkan Lailatul Qadar. Lantas, apa itu Lailatul Qadar?
Malam Lailatul Qadar adalah malam istimewa yang lebih baik dari seribu bulan, satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan.
Hal ini tercantum dalam surat ke-97 Al Qur’an yang artinya:
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat- malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Surah Ad-Dukhan ayat 3-4 juga menjelaskan tentang Lailatul Qadar,
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi.
Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.
Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”.
Kata lailah pada Lailatul Qadar memiliki makna malam, sedangkan qadar dapat dimaknai dengan beberapa arti, yaitu penetapan, kemuliaan, serta sempit.
Lailatul Qadar ini dimaknai sebagai malam penetapan Allah SWT bagi perjalanan hidup makhluk selama setahun.
Untuk mendapatkan keutamaannya, umat Islam bisa melafalkan doa lailatul qadar lengkap beserta artinya.
Doa Malam Lailatul Qadar Latin :
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni,
Artinya “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Zat Maha Pengampun lagi Maha Pemurah, senang pada ampunan, maka ampunilah kami, wahai Zat yang Maha Pemurah,
Doa ini bisa dibaca di bulan Ramadan, terutama pada 10 hari terakhir.
Kemuliaan lailatul qadar juga termasuk dalam waktu mustajab doa yang dikabulkan.
Selain membaca doa lailatul qadar, ada pun anjuran lainnya yang bisa dilakukan untuk memperbanyak amalan lainnya.
Berikut doa Lailatul Qadar, arti, dan waktu yang tepat untuk membacanya.
Doa malam lailatul qadar
Terdapat doa khusus yang diajarkan Nabi Muhammad saw. kepada orang-orang yang mencari lailatul qadar.
Dalam Kitab Al-Adzkar, Imam Nawawi menyebutkan “Kami riwayatkan dalam kitab al-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan lain-lain dari sanad yang shahih bahwa Aisyah pernah berkata,
“Wahai Rasulullah, doa apakah yang kuucapkan bila aku menjumpai lailatul qadar?”.
Rasulullah menjawab, “Bacalah allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni”
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Zat Maha Pengampun lagi Maha Pemurah, senang pada ampunan, maka ampunilah kami, wahai Zat yang Maha Pemurah.”
Para ulama menyimpulkan dari hadits di atas tentang anjuran memperbanyak do’a “Allahumma innaka ‘afuwwun” pada malam yang diharap terdapat lailatul qadar.
Do’a tersebut terbilang komplit dan syarat makna walau terlihat singkat.
Do’a tersebut mengandung ketundukan hamba pada Allah dan pernyataan bahwa dia tidak bisa luput dari dosa.
Namun sekali lagi meminta ampunan seperti ini tidaklah terbatas pada bulan Ramadan saja.
Waktu yang Tepat untuk Membaca Doa Lailatul Qadar,
Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar juga menyebutkan ada amalan lain yang dapat dilakukan umat Islam saat Lailatul Qadar.
Disunnahkan membaca Al-Qur’an, membaca semua zikir dan doa yang disunnahkan pada waktu dan tempat yang dimuliakan.
Imam Syafi’i menyebutkan, disunnahkan agar umat Islam bersungguh-sungguh menjalankan ibadah pada siang hari, seperti halnya ia bersungguh-sungguh beribadah pada malam hari.
Dalam Lailatul Qadar, disunnahkan memperbanyak doa yang menyangkut hal-hal penting kaum muslim karena ini merupakan tanda orang yang saleh dan hamba Allah yang arif.
Selain berdoa seperti di atas, panjatkan juga doa lainnya dalam bahasa sendiri di malam yang penuh kemuliaan ini.
Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan malam ini untuk berzikir, baca doa, shalat sunnah, dan beribadah yang lainnya.
Mari kita maksimalkan ibadah kita di hari-hari terakhir bulan Ramadan tahun ini.
Untuk melaksanakan shalat Lailatul Qadar sesuai dengan sunah Rasulullah (saw),
Anda harus shalat delapan rakaat, setelah shalat Witir tiga rakaat .
Aisyah (RA) berkata,
“Nabi tidak pernah shalat lebih dari sebelas rakaat, baik di bulan Ramadan maupun di waktu lainnya.
Referensi :
Rukun Iman, yakni percaya akan ;
Keesaan Allah
Malaikat
Kitab-kitab Allah
Nabi dan Rasul Allah
Hari Kiamat
Qada dan Qadar
Rukun Islam yakni ;
Syahadat
Shalat
Zakat
Puasa
Haji
Sumber-sumber hukum Islam yakni;
Al-Qur’an Sunnah (Hadis, Sirah)
Tafsir Akidah Fikih Syariat.
Semoga kita semua mendapatkan malam Lailatul Qadar
(Zoelnasti)






