Pasbar | Mikanews : Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) bekerja sama dengan PT PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Simpang Empat menggelar sosialisasi penggunaan Huller atau Rice Milling Unit (RMU) listrik sebagai solusi penggilingan padi modern.
Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Kantor Bupati Pasbar, Kamis (12/6).
Sosialisasi tersebut dihadiri Bupati Pasaman Barat Yulianto, Penjabat Sekda yang juga Kepala DTPH Pasbar Doddy San Ismail, Manager PLN ULP Simpang Empat Muhammad Sholekan, serta pemilik huller dari se-Pasaman Barat.
Manager PLN ULP Simpang Empat, Muhammad Sholekan, menjelaskan bahwa konversi huller listrik merupakan proses pengolahan gabah menjadi beras melalui mesin penggilingan modern yang digerakkan motor listrik dari sumber daya PLN.
“Keunggulan dari konversi ini antara lain hemat biaya operasional, tidak memerlukan pemeliharaan rutin, memiliki tegangan operasi yang stabil, penggilingan lebih cepat, komponen mesin lebih awet, serta ramah lingkungan karena bebas emisi, oli, dan BBM,” jelasnya.
Ia menambahkan, PLN berkomitmen mendukung program swasembada pangan nasional melalui edukasi dan solusi bagi pelaku usaha penggilingan padi yang masih menggunakan mesin konvensional. Pihaknya juga terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam menjaga ketahanan pangan di Sumatera Barat.
Bupati Yulianto mengapresiasi inisiatif tersebut dan menyebut bahwa penggunaan Huller listrik mampu mengurangi biaya operasional 50 hingga 60 persen serta bebas biaya perawatan mesin dan oli.
“Inovasi ini sangat membantu petani dan pengusaha penggilingan padi. Ini juga sejalan dengan target 100 hari kerja Pemkab Pasbar dalam mendukung swasembada pangan. Beberapa waktu lalu, kita juga melakukan kunjungan melihat daerah dengan wilayah persawahan yang bagus. Hal ini perlu berkembang dengan biaya murah dan pemeliharaan mesin murah seperti ini akan sangat bermanfaaat,” ujarnya.
Pj Sekda Pasbar yang juga Kepala DTPH, Doddy San Ismail, mengungkapkan bahwa luas lahan sawah di Pasaman Barat terus berkurang.
Ia menekankan pentingnya optimalisasi lahan baku sawah seluas 7.190 hektare serta pengembangan hilirisasi padi menggunakan merek lokal Pasbar.
“Sebab mengembalikan fungsi lahan seperti awal membutuhkan data yang besar. Kedepan, optimalisasi lahan seluas 500 hektar ke lahan sawah lagi dengan menggunakan APBN akan segera direalisaikan pada akhir tahun 2025. Dengan adanya alokasi tersebut dari kementerian pertanian pusat maka akan berdampak pada peningkatan prosuksi dan indeks pertanahan,” tegasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi sosialisasi oleh perwakilan dari UP3 Bukittinggi, PT Haleyora Power, dan Huller Mitra Talang. *Mika
(Red)
Sumber : Pemda Pasbar