Medan | Mikanews : Bentuk nyata kepedulian KOMPAS USU terhadap krisis lingkungan hidup, khususnya kawasan ekosistem mangrove yang mengalami degradasi dan membutuhkan pemulihan, Korps Mahasiswa Pecinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup Universitas Sumatera Utara (KOMPAS-USU), tanam 1000 mangrove.
Kegiatan KOMPAS USU menanam 1000 Mangrove tersebut dilakukan di wilayah KTH Penghijauan Maju Bersama Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Ketua Umum KOMPAS USU, Raja Kuat Subhari, mengatakan penananam mangrove untuk melestarikan lingkungan hidup, khususnya ekosistem mangrove.
“Kegiatan ini bentuk nyata kepedulian kami terhadap krisis lingkungan hidup, khususnya kawasan ekosistem mangrove yang mengalami degradasi dan membutuhkan pemulihan,” terang Raja.
Demikian keterangan pers secara tertulis yang dikirim Raja kepada media ini, pada Kamis, (10/07/2025).
Menurut Raja kawasan mangrove yang mengalamai degradasi penting untuk dipulihkan, karena mangrove berperan penting dalam perlindungan pantai, penyediaan habitat biota laut, penyerapan karbon, dan menopang ekonomi masyarakat di pesisir.
“Indonesia memiliki lebih dari 3 juta hektar hutan mangrove, namun sebagian besar telah rusak, mangrove ini penting, bukan saja untuk melindungi Pantai, dan kehidupan biota laut, tapi menjadi penopang perekonomian masyarakat di pesisir, jadi harus kita jaga,” terang Raja.
Ketua Umum KOMPAS USU, Raja, juga menyampaikan, Aksi Peduli Lingkungan Hidup dengan tema “Coastal Greenline Project: Mangrove Planting” tersebut adalah dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2025.
Sebelum penanaman 1000 bibit mangrove, pada Senin (07/07/2025), pihaknya juga melakukan observasi sosial-ekologis dan mengenali potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK), serta keanekaragaman hayati yang ada di ekosistem mangrove.
“Ketika obeservasi di kawasan ekosistem mangrove tersebut ditemukan satwa liar, seperti ular dan monyet, kemudian pada selasa (08/07/2025) baru dilakukan penamanan 1000 bibit mangrove,” ungkap Raja.
Raja juga menambahkan, Mahasiswa Pecinta Alam, berperan bukan hanya sebagai penjelajah alam, tetapi juga agen konservasi dan edukasi masyarakat untuk pelestarian berkelanjutan.
“Kita Mahasiswa Pecinta Alam tidak menjelajah saja, tapi harus bisa menjadi agen konservasi,” terang Raja.
Penanaman 1000 mangrove yang diinisiasi KOMPAS USU juga didukung oleh Dana Nusantara, kolaborasi WALHI, KPA, AMAN, dengan melibatkan MAPALA Universitas Negeri Medan, MAPAGRATWA Politeknik Negeri Medan, MAPALA Universitas Nias dan LAMPALIN Universitas Pembinaan Mayarakat Indonesia, serta GEMPALA Universitas Sains Cut Nyak Dien.
Tak ketinggalan pihaknya juga menyertakan Himpunan Mahasiswa Budidaya Hutan Prodi Kehutanan USU (SILVOSNITY USU), termasuk Masyarakat Desa Pasar Rawa, dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Penghijauan Maju Bersama .
Acara ini selain dihadiri oleh Wakil Rektor I USU yang dalam hal ini diwakili oleh Sekdir Ditmawalumni, Dr. Isyatun Mardhiyah Syahri SKM, M.Kes. juga Anggota Luar Biasa KOMPAS USU Dr. Zahedi M.Si., Eksekutif Daerah WALHI Sumut, Rianda Purba, dan Yayasan Ekosistem Lestari, Kusnadi.*Mika.
(Red)






