Pekanbaru | Mikanews : Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) menggelar Diseminasi Hasil Penelitian dengan tema “Analisis Peran Masyarakat dan Potensi Crowdfunding dalam Meningkatkan Kompetensi Wartawan dan Kualitas Jurnalisme”.
Acara yang dibuka secara resmi oleh Dekan, Jayus SSos MIKom dan dihadiri Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Khusnul Hanafi SIKom MSocSc, Ketua Prodi Hubungan Masyarakat (Humas) Ulmi Marsya SIKom MA, para dosen dan ratusan mahasiswa.
Jayus menyambut baik kegiatan diseminasi hasil penelitian ini yang dihelat pada pekan lalu. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian integral dari kinerja dan tanggung jawab dosen dalam memajukan ilmu pengetahuan serta berkontribusi bagi masyarakat.
“Kami apresiasi kerja keras tim peneliti dan berharap temuan ini dapat memberikan manfaat nyata,” ujar Jayus, Senin (14/11/2025) dalam keterangan pers.
Penelitian yang dipaparkan oleh Ketua Tim Peneliti, Assoc Prof H Eka Putra ST MSc PhD bersama anggota tim Dr Desliana Dwita SIP MIKom, mengangkat latar belakang yang memprihatinkan mengenai kondisi jurnalis di Indonesia.
Data terbaru Dewan Pers menunjukkan bahwa hanya 11,68% dari sekitar 250.000 jurnalis yang telah tersertifikasi. Rendahnya kompetensi ini berpotensi menghasilkan pemberitaan yang tidak akurat.
“Tantangan ini semakin nyata di tingkat lokal, seperti di Kota Pekanbaru, di mana hanya 1,5% media lokal yang memenuhi standar profesional. Hal ini disebabkan lemahnya kompetensi teknis dan etika jurnalis, serta kurangnya partisipasi publik dalam mengawasi kualitas media,” papar Eka Putra.
Baca juga : SMA Negeri 5 Kota Dumai Kunjungi Universitas Riau dalam Rangka Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru
Sebagai solusi inovatif, penelitian ini mengusulkan model crowdfunding jurnalistik berbasis komunitas. Konsep ini tidak hanya sekadar alternatif pendanaan, tetapi juga berfungsi sebagai mekanisme akuntabilitas publik. Masyarakat yang turut mendanai sebuah proyek peliputan jurnalistik juga dilibatkan sebagai pemantau kualitas berita, menciptakan transparansi dan rasa memiliki.
“Crowdfunding jurnalistik menawarkan manfaat ganda. Di satu sisi, ia menjamin hak publik atas informasi yang berkualitas. Di sisi lain, ia berpotensi meningkatkan kesadaran publik dan membangun kolaborasi strategis untuk mendorong profesionalisme media,” jelas Dr Desliana Dwita menambahkan.
Temuan penelitian menyimpulkan bahwa model ini berpotensi besar untuk diterapkan di Pekanbaru, didukung oleh nilai kegotongroyongan dan infrastruktur digital yang semakin memadai. Namun, keberhasilannya bergantung pada kemitraan yang setara, transparansi, konten yang menarik, serta kolaborasi semua pemangku kepentingan.
“Simbiosis antara pendanaan melalui crowdfunding dan prinsip jurnalisme partisipatif ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem jurnalisme lokal di Pekanbaru yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan demokratis,” tutup Eka Putra.
Kegiatan diseminasi hasil Penelitian Fundamental Reguler (PFR) BIMA Kemsaindikti RI tahun 2025 ini tidak hanya memaparkan temuan, tetapi juga membuka ruang diskusi interaktif, menunjukkan antusiasme tinggi dari para akademisi terhadap masa depan jurnalisme yang lebih baik dan partisipatif.






