Cirebon | Mikanews : Di balik sosok kharismatik Presiden Kedua Republik Indonesia, Almarhum Jenderal TNI (Purn.) H. M. Soeharto, tersimpan kisah hangat dan sarat makna bersama penerus Kesultanan Cirebon, Sultan Sepuh Pangeran Heru Rusyamsi Arianatareja, S.Psi., M.H.
Kedekatan itu terjalin sejak Pangeran Heru masih remaja (dibangku kuliah) — jauh sebelum dirinya diangkat sebagai Sultan Sepuh Cirebon.
Kala itu, Pangeran Heru sering berkunjung ke Kediaman Cendana terutama setiap sholat jumat selalu sholat dirumah cendana bersama Pa Soeharto, dimana tempat Presiden Soeharto sering menerima tamu-tamu penting kenegaraan maupun sahabat pribadi.
Dalam suasana kekeluargaan yang akrab, Sang Presiden kerap memberikan wejangan dan perhatian khusus kepada Pangeran muda tersebut.
Salah satu momen yang paling membekas adalah ketika selesai sholat jumat Jenderal Soeharto sering mencari dan menatap Pangeran Heru dengan penuh keyakinan dan berucap:
> “Ndo… sesok kamu bakal beresin Cirebon, yo.”
(“Nak, kelak kamu yang akan membereskan Cirebon, ya.”)
Dengan rasa bingung Pangeran Heru bilang ” Baik eyang ”
Kalimat sederhana itu menjadi amanah spiritual dan moral yang menancap kuat di hati Pangeran Heru hingga kini.
Bagi beliau, pesan itu bukan sekadar kata-kata, tetapi panggilan jiwa untuk menjaga, membenahi, dan memajukan Cirebon agar kembali menjadi pusat peradaban budaya dan spiritual di Tanah Jawa.
Kini, setelah resmi menjadi Sultan Sepuh Cirebon, Pangeran Heru Rusyamsi Arianatareja berkomitmen mewujudkan amanah tersebut melalui gerakan “Cirebon Sawiji, Cirebon Bangkit untuk Nusantara” — sebuah visi besar untuk menyatukan kembali kekuatan budaya, adat, dan moral masyarakat Cirebon demi kejayaan bangsa Indonesia.
> “Saya masih ingat dengan jelas wajah beliau (eyang Soeharto) saat mengucapkan kalimat itu. Seolah pesan itu datang dari seorang ayah kepada anaknya — bukan hanya soal politik, tapi soal tanggung jawab kepada tanah kelahiran, kepada leluhur, dan kepada bangsa,” tutur Sultan Sepuh Pangeran Heru Rusyamsi Arianatareja dengan penuh haru.
Bagi Sultan Sepuh, almarhum Jenderal Soeharto bukan hanya tokoh pemimpin bangsa, melainkan juga figur kebapakan yang menanamkan nilai-nilai keteguhan, kesederhanaan, dan tanggung jawab dalam mengemban amanah.
Baca : Mitigasi Penularan Virus ASF Tingkatkan Kesejahteraan Peternak
Kedekatan istimewa ini menjadi saksi sejarah yang menunjukkan bagaimana nilai-nilai luhur kepemimpinan, spiritualitas, dan budaya berpadu dalam benang merah perjalanan bangsa.
Amanah dari Cendana kini hidup kembali di Keraton Kasepuhan — dalam wujud tekad kuat Sultan Sepuh untuk melanjutkan cita-cita kebangsaan: membangun Cirebon yang berdaulat secara budaya, berkarakter secara moral, dan berperan aktif untuk Nusantara.
—
Kontak Media: Rd Sandy Tumiwa S.H.
Humas Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon






