Padang | Mikanews.id : Komisariat Cabang (Komcab) Pemuda Katolik Padang gaungkan semangat kebersamaan, Senin, 10 November 2025 gelar, Masa Penerimaan Anggota (Mapenta) tahun 2025.
“Dengan semangat membara dan optimisme menuju masa depan gereja serta bangsa, Pemuda Katolik Komcab Padang sukses adakan Mapenta 2025”, kata Komcab Pemuda Katolik Padang, Lesigar MR Hulu pada kegiatan itu, Senin (10/11) sore kemarin.
Diuraikan Lesigar, masa penerimaan anggota tahun 2025 mengangkat tema “Jadilah Garam dan Terang Dunia”, sebagai ajakan bagi kaum muda Katolik untuk hadir, bersinar, dan memberi rasa dalam kehidupan bermasyarakat.
Mapenta, ulasnya, bukan sekadar ajang seremoni di ajang penerimaan anggota baru. Kegiatan ini jadi wadah formasi kader muda yang siap berdampak baik di lingkungan gereja, masyarakat, maupun ruang-ruang strategis lainnya.
“Pentingnya membentuk kader, tidak hanya kuat dalam iman, tapi juga kritis, solutif, dan peduli pada persoalan sosial dan kemasyarakatan di sekitarnya”, kata Ketua Komcab Pemuda Katolik Padang itu.
Pihaknya ingin menciptakan kader-kader muda Katolik yang tidak hanya militan dalam iman, tapi juga menjadi pelaku aktif dalam menghadirkan keadilan sosial dan solidaritas di tengah masyarakat, tambah Lesigar.
Ketua Komisariat Daerah (Komda) Pemuda Katolik Sumatera Barat, Laurensius Arliman Simbolon, didampingi Ketua Bidang Konstitusi dan Pemerintahan, Gokma Toni Parlindungan Situmorang, sampaikan, Mapenta adalah titik mula bagi anggota baru bagi organisasi.
Baca Juga : Revitalisasi Peran Intelektual Santri dalam Arus Transformasi Digital
Dengan semangat garam dan terang harus menjadi identitas kader Pemuda Katolik ke mana pun ia melangkah, pesan Laurensius, yang juga Dosen Program Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Ekasakti Padang itu.
Peserta Mapenta, ulas Laurensius, datang dari berbagai latar belakang: seperti mahasiswa, guru, dosen, hingga kelompok profesional muda Katolik dengan batas usia antara 20 hingga 35 tahun.
Keberagaman ini, tambah Laurensius, memperkaya dinamika diskusi, refleksi, dan jejaring kader yang akan dibangun ke depan.
Mapenta 2025, bukanlah akhir, tetapi awal dari proses panjang kaderisasi menuju Pemuda Katolik yang progresif, solutif, dan transformatif sesuai semangat Pro Ecclesia et Patria.
Sebagai pemateri pada kegiatan itu, Ni Putu Eka Budi Pradnya Wulandari Dewi, BA.Comm., M.I.Kom. Mereka dosen Universitas Diponegoro, membawakan materi bertajuk “Bersahabat dalam Perbedaan, Bersatu dalam Kasih”.
Ia menegaskan bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk membangun persahabatan dan kasih. “Ketika kita mampu melihat perbedaan sebagai anugerah, maka kasih dapat tumbuh, dan persatuan menjadi nyata, kata Ketua Panitia, Samuel Partogi Simanjuntak.
Sebagai pemateri pada kesempatan itu, Gokma Toni Parlindungan, Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Barat dan Pengurus Pusat Pemuda Katolik, menyampaikan materi berjudul “Bersama Membangun Keadilan Sosial”.
Ia menekankan pentingnya peran pemuda Katolik dalam memperjuangkan nilai keadilan di tengah masyarakat. “Pemuda Katolik tidak boleh diam. Kita harus terlibat aktif membangun masyarakat yang adil, inklusif, dan berpihak pada kebenaran.
Azas Tigor Nainggolan, seorang Advokat Publik dan Komisaris LRT Jakarta, turut hadir membawakan tema “Pemuda Bergerak Bersama untuk Keadilan dan Perdamaian.” Dalam pernyataannya, ia mengajak para pemuda Katolik untuk mengambil peran aktif dalam kehidupan bangsa.
“Pemuda Katolik harus ambil bagian dan menjadi pembeda yang bisa diandalkan di mana saja demi kemajuan bangsa. Kita harus menjadi garam dan terang bagi masyarakat”.
(gmz)






